Wednesday, 16 March 2016

Kopling Manual Dan Cara Penggunaannya Pada Kendaraan Bermotor Anda

Kopling Manual

Dan Cara Penggunaannya Pada Kendaraan Bermotor Anda


Oleh : Ir. Najamudin, MT
Dosen Universitas Bandar Lampung



Kopling Plat
Kopling Plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau lebih yang dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya.
Kopling plat dapat dibagi atas kopling plat tunggal dan kopling plat banyak, yaitu berdasarkan atas banyaknya plat gesek yang dipakai. juga dapat  dibagi atas kopling basah dan kering, serta atas dasar pelayanannya (manual, hidrolik, numatik, dan elektromagnetis).
Bentuk kopling plat yang paling sederhana diperlihatkan dalam gambar dibawah ini,  badan A dipasang tetap pada poros sebelah kiri, dan badan B dipasang pada poros disebelah kanan serta dapat bergeser secara aksial pada poros tersebut sepanjang pasak luncur.


Gambar Kopling Plat

Bidang gesek C pada badan B didorong kebadan A hingga terjadi penerusan putaran dari poros penggerak di sebelah kiri ke poros yang digerakkan ke sebelah kanan. Pemutusan hubungan dapat dilakukan dengan meniadakan gaya dorong hingga gesekan akan hilang.
Kopling Plat digunakan pada kendaraan bermotor, mengingat pembahasannya yang cukup banyak maka akan dibahas pada bab selanjutnya.

Jenis Kopling Manual Pada Kendaraan (Kopling Gesek)
Kopling gesek (Friction Clutch) adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan antara bagian penggerak dengan yang akan digerakkan.  Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada 12 sistem pemindah tenaga kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan, sepeda motor, sedan dan mobil penumpang lainnya. Kopling hidrolik banyak dipergunakan pada kendaraan dengan transmisi otomatic. Proses kerjanya memanfaatkan tekanan hidrolik, dan pemindahan tenaga dari satu kopling ke kopling yang lainnya, dilakukan dengan mengatur aliran hidroliknya.
Berikut ini akan dibahas Konsep kerja kopling gesek yang banyak digunakan dapat dijelaskan melalui Gambar berikut ini :



Gambar Kopling Saat piringan pemutar (Drive Disc) 
tidak terhubung dengan piringan yang diputar (Driven Disc).

Berdasarkan skema rangkaian tersebut, kini terlihat fungsi utama kopling adalah memutus dan menghubungkan jalur tenaga dari mesin ke roda kendaraan. Proses perpindahan tenaga,  poros engkol (Crank Shaft) memutar drive disc dalam kopling. Selama  piringan/disc yang lain  (Driven Disc) tidak berhubungan dengan drive disc, maka tidak ada  tenaga/torsi/gerak yang ditransfer dari mesin ke pemindah daya, atau kopling dalam kondisi bebas.
Pada saat drive disc dan driven disc bersinggungan, maka drive disc akan memutar driven disc yang berhubungan dengan poros input transmisi. Sebagai hasilnya, torsi/gaya putar dari mesin ditransfer melalui kopling ke komponen  pemindah daya yang lainnya hingga ke roda penggerak. Saat kedua disc bersinggungan, dan saling berputar bersama dapat diilustrasikan dalam Gambar berikut ini :


Gambar Kopling Saat kedua piringan berhubungan
dan berputar bersama.
Cara Penggunaan Kopling Manual
Pada prakteknya, saat menghubungkan kopling, yaitu disaat bersamaan melepas pedal kopling, tidak dilepas langsung namun sedikit demi sedikit hingga terhubung. Proses ini untuk menghindarkan terjadinya kejutan saat keduanya berhubungan. Sebab bila kedua piringan tersebut, berhubungan secara langsung tentu akan terjadi kejutan gerak pada kendaraan, dan ini sering dialami oleh pengemudi pada pengalaman pertamanya melepas pedal kopling, hingga kendaraan tersebut bergerak tersendat-sendat. Jadi dengan melepas kopling sedikit (kalau istilah masyarakat setengah kopling), terjadi perpindahan tenaga melalaui gesekan  pelat kopling. Dengan kata lain, perpindahan tidak terjadi sekaligus.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk menambah wawasan di bidang Teknik Mesin.

Thanks

Ir. Najamudin, MT

Kopling Gesek Plat Ganda (Plat Banyak) untuk Kendaraan Sepeda Motor

Kopling Gesek Plat Ganda (Plat Banyak) 
untuk Kendaraan Sepeda Motor

Oleh : Ir. Najamudin, MT
Dosen Universitas Bandar Lampung


Kopling Plat Ganda / Plat Banyak
Kopling Plat Banyak biasanya digunakan pada sepeda motor


Gambar 1. Kopling Plat Ganda / Plat Banyak

Gambar 2. Plat Kopling dan Rangkaian Kopling Plat Banyak

Gambar 3. Konstruksi unit kopling plat banyak
Kopling pada sepeda motor berfungsi sebagai pemutus dan penerus daya dan putaran mesin ke transmisi motor. Ausnya kampas kopling motor biasanya ditandai dengan mesin motor berputar tinggi tetapi tenaga tidak tersalurkan ke roda motor. Itu terjadi dikarenakan antara kampas kopling dan plat kopling terjadi slip.
Rata - rata dalam pemakaian normal penggantian kampas kopling pada motor di lakukan setiap 3 tahun sekali. Keausan kampas kopling juga dipengaruhi dengan karakter berkendara pemilik motor dan perawatan rutin kendaraan. Jika pemakaian motor dilakukan dengan cara kasar dan sepeda motor jarang di servis rutin, maka tidak sampai 3 tahun pemakaian kampas kopling akan aus.
Kinerja baik tidaknya kopling juga dipengaruhi oleh kwalitas oli, jika oli terlalu licin karena penambahan zat aditif oli, maka dapat mengakibatkan terjadinya slip pada plat kopling dan kampas kopling, akhirnya daya mesin yang disalurkan ke roda kurang maksimal

Tipe Kopling Motor
Gambar 4. Rangkian Kopling Plat Banyak
Kopling bertugas sebagai pemutus dan penghubung daya yang di salurkan dari mesin ke transmisi. Tipe kopling motor di bedakan menjadi 2 bagian, yang pertama tipe kopling menurut konstruksi kopling motor itu sendiri. Yang kedua adalah menurut kondisi saat kopling bekerja.

Kopling menurut Konstruksi
Kopling piringan (disk clutch)

Gambar 5. Kopling piringan (disk clutch)
Kopling ini terdiri dari beberapa plat gesek (kampas kopling) dan plat kopling. Sebagai pemutus dan penghubung daya, kopling jenis ini di tekan oleh adanya per. Apabila per di tekan oleh tuas kopling, maka antara plat gesek dan plat kopling akan merenggang dan daya dari mesin ke transmisi terputus.

Kopling Sepatu Sentrifugal

Gambar 6. Kopling Sentrifugal
Kopling jenis ini hampir mirip bentuknya dengan kampas rem. Kopling ini bekerja apabila ada gaya sentrifugal dan kampas kopling akan menggesek mangkuk kopling (housing clutch). Kopling jenis ini biasanya banyak di pakai pada motor matic.

Jenis Kopling berdasar Kondisi kopling saat bekerja
1. Kopling Basah (wet clutch)
Kopling jenis basah adalah kopling yang bagian komponennya terendam oli dan posirinya berada di dalam crankcase. Oli sendiri berfungsi sebagai pendingin dari kopling. Kerugian dari kopling jenis basah adalah kopling mudah terjadi slip karena adanya oli, oleh karena itu untuk tipe kopling basah plat geseknya di buat banyak atau berlapis untuk mengurangi gejala slip kopling. Keunggulan kopling tipe basah adalah kopling lebih lembut di bandingkan kopling kering. Aplikasi kopling basah pada motor di Indonesia banyak di pakai pada motor bebek (underbone) dan motorsport (backbone)

2. Kopling kering (dry clutch)
Kinerja dari Kopling kering lebih bagus dibandingkan Kopling basah. Posisi dari kopling kering diluar crankcase mesin. Jumlah sepatu gerek dari kopling kering tidak sebanyak kopling basah. Meskipun sepatu gesek kopling kering tidak sebanyak kopling basah, tetapi kinerja dari kopling kering mumpuni sehingga sering di pakai oleh motor balap. Pendinginan kopling kering hanya mengandalkan pendinginan udara luar, sehingga kopling jenis ini gampang sekali terbakar apabila kinerjanya di paksakan.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat menambah wawasan di bidang Mechanical Engineering
Thanks
Ir. Najamudin, MT

Mengenal Cara Kerja Kopling Manual dan Kopling Otomatis pada Kendaraan Sepeda Motor

Mengenal Cara Kerja Kopling Manual dan Kopling Otomatis 
pada Kendaraan Sepeda Motor

Oleh : Ir. Najamudin, MT
Dosen Universitas Bandar Lampung


1.  Kopling Pada Sepeda Motor
Kopling pada sepeda motor bertugas sebagai penghubung dan pemutus tenaga dari Poros Engkol ke transmisi (gigi perseneling). Untuk kopling yang biasa dipakai di Indonesia menurut cara kerjanya ada 2, yaitu kopling manual dan kopling otomatis. Dan pada umumnya kopling motor di Indonesia memakai tipe basah dan memakai sistem plat ganda/majemuk yang berarti plat kopling terendam oli dan memakai banyak plat kopling.
 2.  Cara Kerja Kopling Manual
Kopling manual cara kerjanya dilakukan oleh pengendara pada saat handle kopling ditarik kopling terputus dan pada saat handle kopling dilepas kopling terhubung.
Kopling manual cara kerjanya diatur oleh sebuah tuas yang biasa disebut dengan handle kopling, dengan cara menarik handle kopling bila handle kopling bebas (tidak ditarik) maka plat tekan dan plat gesek dipijit oleh piringan penekan (cluth pressure palte) dengan bantuan pegas kopling sehingga tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda belakang.
Sedangkan bila handle kopling pada batang kemudi ditarik maka kawat kopling akan menarik alat pembebas kopling, alat pembebas ini akan menekan batang tekan (pushrod). Pudhrod ini akan mendorong piringan penekan ke arah berlawanan dengan arah gaya pegas kopling akibatnya plat gesek dan plat tekan akan saling merenggang dan putaran rumah kopling tidak diteruskan pada poros utama.



Gambar 1. Handle Kopling
3.  Cara Kerja Kopling Otomatis (Kopling sentrifugal)
Cara kerja pada kopling otomatis sebenarnya sama saja cuma pengoperasiannya tidak ditarik kabel kopling maupun ditekan cairan hidrolik. Tetapi mengandalkan kommponen kopling sentrifugal yang bekerja mengikuti kecepatan putaran mesin.
Cara kerjanya pada saat putaran mesin rendah (stasioner), gaya sentrifugal dan kampas kopling, pemberat menjadi kecil sehingga sepatu kopling terlepas dari rumah kopling dan tertarik ke arah poros engkol, akibatnya rumah kopling yang berkaitan dengan gigi pertama penggerak menjadi bebas terhadap poros engkol.
Saat putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal semakin besar sehingga mendorong kanvas kopling mencapai rumah kopling di mana gayanya lebih besar dari gaya tarik pengembali. Rumah kopling ikut berputar dan meneruskan ke tenaga gigi pertama yang digerakkan.
Sedangkan kopling kedua ditempatkan bersama primary driven gear pada poros center (countershaft) dan berhubungan langsung dengan mekanisme pemindah gigi transmisi/persnelling. Pada saat gigi persnelling dipindahkan oleh pedal pemindah gigi, kopling kedua dibebaskan oleh pergerakan poros pemindah gigi (gear shifting shaft).


Gambar 2. Kopling Otomatis (Kopling Sentrifugal)
Kopling terhubung dan terlepas dengan menggunakan gaya sentrifugal, yang timbul karena gaya dari poros engkol. Saat kecepatan mesin rendah maka kopling secara otomatis terputus dan pada saat kecepatan mesin tinggi kopling terhubung. Tipe kopling in banyak dipakai pada sepeda motor bebek dan skuter.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat menambah wawasan di bidang Mechanical Engineering
Thanks

Ir. Najamudin, MT

Perawatan Kopling yang baik agar Umur Pakai Lebih Lama

Perawatan Kopling yang baik agar Umur Pakai Lebih Lama

Oleh : Ir. Najamudin, MT
Dosen Universitas Bandar Lampung

Perawatan Kopling
Beberapa pengendara yang mengeluhkan bahwa ia harus seringkali mengganti pelat kopling yang cepat habis, padahal menurutnya jeda waktu penggantian pelat kopling belum lama. Tentu saja dengan seringnya mengganti pelat kopling berarti harus mengeluarkan uang yang lebih banyak.
Menurut pengalaman, salah satu penyebab paling umum cepat habisnya pelat kopling adalah tata cara mengemudi kendaraan yang kurang baik. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kami informasikan mengenai kopling dan tata cara mengendarai kendaraan agar kopling dapat bekerja secara optimal dan tentu saja tidak mudah rusak.

Mekanisme Kopling
1) Komponen Kopling
Sistem kopling terbagi dalam sejumlah komponen yang masing-masing memiliki fungsi saling mendukung bagi optimalisasi tugas ‘perantara’ itu. Satu set kopling terdiri dari pelat/piringan kopling (clutch disc), matahari (cover clutch), roda gila (flywheel), dan leher kopling (release bearing).

2) Prinsip Kerja Kopling
Saat pedal kopling ditekan, hubungan antara mesin dengan sistem penggerak (transmisi) terputus karena roda gila (flywheel) dan pelat/piringan kopling (clutch plate) tidak saling bersinggungan sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin tidak dapat diteruskan ke komponen penggerak. Lalu, bila pedal kopling dilepas atau tidak diinjak (difungsikan) maka hantaran putaran mesin akan kembali menggerakkan transmisi.

3) Penggunaan Kopling yang benar
Jika menginjak pedal kopling, maka tekanlah pedal kopling sepenuhnya. Tujuannya adalah agar roda gila (flywheel) dan pelat/piringan kopling (clutch plate) dapat terpisah secara sempurna, sehingga dapat memudahkan dalam memindahkan tuas transmisi.
Ketika sedang menginjak pedal kopling secara sempurna, pindahkan tuas transmisi.
Setelah memindahkan tuas transmisi, selanjutnya bebaskan injakan kopling secara perlahan diselaraskan dengan injakan pedal gas agar kendaraan dapat berjalan dengan halus dan tidak membuat kendaraan meloncat.

4) Penggunaan Kopling yang salah
Seringkali kita tak mengetahui sebenarnya terdapat beberapa hal yang menjadikan komponen kopling cenderung mudah mengalami kerusakan. Berikut ini hal-hal yang dapat memudahkan komponen kopling mengalami kerusakan, antara lain:
Meletakkan kaki pada pedal kopling selama kendaraan berjalan. Hal ini dapat mempercepat keausan pada release bearing dan pelat/piringan kopling.
Menahan setengah kopling saat mobil antri di tanjakan. Hal ini dapat mempercepat kerusakan sistem kopling. Mesin pun sering terasa bergetar sehingga membuat fungsi karet penahan mesin (engine mounting) juga dapat terganggu. Sebaiknya gunakan rem tangan untuk menahan kendaraan ketika sedang antri di tanjakan.
Menginjak dan melepas kopling secara kasar. Bila dilakukan dengan cara yang kasar maka sentukan pelat/piringan kopling terhadap roda gila (flywheel) akan terasa lebih keras, hal ini akan mempercepat keausan sistem kopling.

5) Tips Merawat Kopling
Melakukan pengecekan dan perawatan kopling secara rutin.
Gunakan selalu gigi satu untuk start awal kendaraan, karena jika menggunakan gigi di atasnya, kopling akan dibebani secara berlebihan dan mempercepat keausan. Netralkan tuas transmisi jika berhenti. Contoh: di lampu merah.

Masalah umum yang terjadi pada kopling
1)      Kopling selip.
Akibat dari kopling selip, kendaraan tidak dapat berjalan, kurang  tenaga, dan dapat menyebabkan boros bahan bakar, hal ini disebabkan tenaga mesin tidak tersalurkan ke sistem penggerak (transmisi) karena pelat/piringan kopling sudah aus.
2)      Kopling jeblos.
Akibat dari kopling jeblos, tuas transmisi tidak dapat/susah dipindahkan, hal ini disebabkan tidak dapat terpisahnya pelat/piringan kopling dengan mesin karena tenaga yang disalurkan dari pedal tidak mampu diteruskan ke sistem kopling. Kabel kopling yang putus, silinder kopling bocor, dan matahari yang rusak merupakan beberapa hal yang membuat tenaga dari pedal tidak dapat diteruskan ke sistem kopling.
3)      Kopling lengket.
Akibat dari kopling lengket, tuas transmisi tidak dapat/susah dipindahkan karena tidak terpisahnya pelat kopling dan mesin akibat pelat/piringan kopling lengket. Penyebab kopling lengket karena air atau lumpur yang masuk ke area sistem kopling.
Jika pada saat menggunakan kopling, tercium bau terbakar, disarankan segera menghentikan kendaraan dan parkir terlebih dahulu karena indikasi tersebut menunjukkan bahwa terjadi panas tinggi pada kopling, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem kopling.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat menambah wawasan di bidang Mechanical Engineering
Thanks

Ir. Najamudin, MT

Komponen-komponen Utama pada Mesin Pendingin (Refrigerator)

Komponen-komponen Utama 
pada Mesin Pendingin (Refrigerator)

Oleh : Ir. Najamudin, MT
Dosen Universitas Bandar Lampung

   
I.            Pengertian Mesin Pendingin (Refrigerator)
Mesin pendingin (Refrigerator) ialah suatu rangkaian mesin atau pesawat yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperatur dingin (temperatur rendah).
Selain untuk mengawetkan makanan dan sebagai penyejuk udara di dalam ruangan, mesin  pendingin juga memiliki kegunaan-kegunaan lainnya yang lebih spesifik, yaitu sebagai :

(1) Pemisahan gas-gas dari udara (Air Sparation Plant), yaitu gas N2, O2, dan Ar
(2) Pencairan gas Amoniak (Synthetic Amonia Plant), yaitu dengan cara gas ammoniak dikondensasikan pada suhu 0oF – 50oF. 
(3) Dehumidification of air, yaitu penurunan kadar uap air di udara dan proses ini diperlukan juga oleh pabrik O2 (Air Sparation Plant).
(4) Air Conditioning (Penyejuk udara) digunakan untuk mendapatkan kesegaran udara yang nyaman sesuai kondisi udara yang dinginkan manusia yaitu seperti : Pemakaian AC pada ruang kerja, pada dunia kedokteran digunakan untuk membantu penyembuhan pasien agar dapat berlangsung lebih cepat apabila keadaan  udara diatur dan disesuaikan dengan kondisi pasien.
II.          Komponen Utama Refrigerator adalah Sebagai berikut :
a)      Kompresor
b)      Kondensor
c)      Pipa Kapiler / Katup Ekspansi ( Expansion Valve).
d)     Evaporator

III.            Komponen dan Media Pendukung Refrigerator adalah sebagai berikut :
a)      Strainer Atau Saringan
b)      Penampung Cairan (Receiver)
c)      Minyak Pelumas Kompresor
d)     Kipas ( Fan atau Blower )
e)      Pengering (Dryer)

1.    Kompressor
Kompresor pada refrigerator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigerant dan menyalurkan gas refrigerant ke seluruh system refrigerator. Jika dianalogikan, cara kerja kompresor Refrigerator layaknya seperti jantung di tubuh manusia. Kompresor memiliki 2 pipa, yaitu pipa hisap dan pipa tekan dan memiliki 2 daerah tekanan, yaitu tekanan rendah dan tekanan tinggi.
Jenis-jenis kompresor :
(1)   Kompresi torak.
(2)   Kompresor Skrup (Screw Compressor).
(3)   Kompresor sentrifugal : Kompresor sentrifugal satu tingkat dan kompresor sentrifugal banyak tingkat.

Gambar 1. Kompresor Sentrifugal Banyak Tingkat

Gambar 2. Kompresor Sekrup (Screw Compressor)

Kompresor pada sistem pengkondisian udara (AC) yang berdasarkan kontruksinya yaitu adalah :
1). Jenis terbuka
2). Jenis hermatik
3). Jenis semi hermatik
Pada kompresor hermatik rumah kompresor dibuat dari baja dengan pengerjaan las sehingga baik kompresor maupun motor listrik tak dapat diperiksa tanpa memotong rumah kompresor. Oleh karena itu komponen dari kompresor hermatik haruslah terpercaya dan dapat diandalkan.
Pada kompresor semi hermatik rumah terbuat dari besi tuang, bagian-bagian penutup dan penyambungnya masih dapat dibuka.
Kompresor hermatik biasanya dibuat untuk unit kapasitas rendah sampai dengan 7,5 Kw.

Gambar 3. Kompresor Hermatik
2.    Kondensor.
Kondensor berfungsi sebagai alat penukar kalor, menurunkan temperatur refrigeran, dan mengubah wujud refrigeran dari bentuk gas menjadi cair. Kondensor pada AC biasanya di simpan pada luar ruangan (outdoor). Kondensor biasanya didinginkan oleh kipas (FAN), fan ini berfungsi menghembuskan panas yang di hasilkan kondensor pada saat pelepasan kalor yang di serap oleh gas refrigeran. Agar proses pelepasan kalor bisa lebih cepat, pipa kondensor didesain berliku dan dilengkapi dengan sirip.
Penggolongan jenis-jenis kondensor :
1)      Kondensor tabung dan oil dengan pendinginan air.
2)      Kondensor Koil dengan pendinginan udara
3)      Kondensor pendinginan air
Kondensor yang digunakan pada sistem pengkondisian udara biasanya adalah jenis kondensor pendinginan udara. Kondensor ini terdiri dari koil pipa pendingin bersirip plat (pipa tembaga dengan sirip aluminium atau pipa tembaga sirip tembaga). Udara mengalir dengan arah tegak lurus pada bidang pendingin. Gas refrigran yang bertemperatur tinggi masuk kebagian atas dari koil dan secara berangsur angsur mencair dalam alirannya kebagian bawah koil.
Pada refrigerator ukuran kapasitas besar dan keperluan industry biasanya menggunakan condenser dengan pendinginan air.
Gambar 4. Kondenser Koil dengan Pendinginan Udara.

3.    Pipa Kapiler / Katup Ekspansi ( Expansion Valve).
Pipa kapiler merupakan komponen utama yang berfungsi menurunkan tekanan refrigeran dan mengatur aliran refrigeran menuju evaporator. Fungsi utama pipa kapiler ini sangat vital karena menghubungkan dua bagian tekanan berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah. refrigeran bertekanan tinggi sebelum melewati pipa kapiler akan di ubah atau diturunkan tekanannya. Akibat dari penurunan tekanan refrigeran menyebabkan penurunan suhu. Pada bagian inilah (pipa kapiler) refrigeran mencapai suhu terendah (terdingin). Pipa kapiler terletak antara saringan (filter) dan Evaporator.
Pada refrigerator dengan kapasitas besar dan untuk industry biasanya menggunakan katup ekspansi / Expantion Valve sebagai alat penurunan tekanan Refrigerant yang dapat diatur secara automatis. Katup ekspansi dipergunakan untuk mengekspansikan secara adiabatic cairan refrigran yang bertekanan dan temperatur tinggi sampai mencapai tingkat keadan tekanan dan temperatur rendah. Disamping mengatur pemasukan refrigran sesuai dengan beban pendingin yang harus dilayani oleh evaporator sehingga diperoleh efisiensi siklus refrigrasi yang maksimal.
Penggolongan jenis-jenis katup ekspansi :
1)   Katup ekspansi otomatis termostatik
2)   Katup ekspansi manual
3)   Katup ekspansi tekanan konstan

Gambar 5. Katup ekspansi otomatis termostatik

4.         Evaporator
Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke refrigeran. Akibatnya, wujud cair refrigeran setelah melewati pipa kapiler / katup ekspansi akan berubah wujud menjadi gas. Secara sederhana, evaporator bisa di katakan sebagai alat penukar panas. Udara panas disekitar ruangan ber-AC diserap oleh evaporator dan masuk melewati sirip-sirip pipa sehingga suhu udara yang keluar dari sirip-sirip menjadi lebih rendah dari kondisi semula atau dingin. Sirkulasi udara ruangan ber-AC diatur Oleh Blower indoor. Biasanya Evaporator ditempatkan pada bagian dalam ruangan.
Penggolongan jenis-jenis evaporator :
1)   Evaporator tabung dan oil
2)   Evaporator tabung dan pipa dengan pendinginan air.
3)   Evaporator koil dengan pendingin udara

Gambar 6. Evaporator koil  Pendinginan Udara.
   
Komponen Pendukung Refrigerator adalah Sebagai berikut :
1.    Strainer Atau Saringan
Strainer atau saringan berfungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh refrigeran di dalam sistem AC (Refrigerator), Kotoran yang lolos dari saringan karena strainer rusak dapat menyebabkan penyumbatan pipa kapiler / Katup Ekspansi. Akibatnya, sirkulasi refrigeran menjadi terganggu. biasanya, kotoran yang menjadi penyumbat sistem pendingin, seperti karat dan serpihan logam.

Gambar 7. Strainer atau Saringan

2.    Penampung Cairan (Receiver)
Penampung cairan berfungsi sebagai penampung sementara refrigeran cair bertemperatur rendah dan campuran minyak pelumas evaporator. Selain itu, accumulator berfungsi mengatur sirkulasi aliran bahan refrigeran agar bisa keluar-masuk melalui saluran isap kompresor. Untuk mencegah agar refrigeran cair tidak mengalir ke kompresor, penampung cairan mengkondisikan wujud refrigeran tetap dalam wujud gas. Sebab, ketika wujud refrigeran berbentuk gas akan lebih mudah masuk ke dalam kompresor dan tidak merusak bagian dalam kompresor.
Gambar 8. Penampung Cairan (Receiver)

Gambar 9. Komponen Utama Refrigerator pada Air Sparation Plant.

Gambar 10. Komponen Utama Refrigerator pada Air Conditioner


3.    Minyak Pelumas Kompresor
Minyak pelumas atau oli kompresor pada sistem AC (Refrigerator) berguna untuk melumasi  bagian-bagian kompresor agar tidak cepat aus karena gesekan. Selain itu, minyak pelumas berfungsi meredam panas dibagian-bagian kompresor. Sebagian kecil dari oli kompresor bercampur dengan refrigeran, kemudian ikut bersirkulasi di dalam system pendingin melewati kondensor dan evaporator. Oleh sebab itu, oli kompresor harus memiliki persyaratan khusus, yaitu bersifat melumasi, tahan terhadap temperatur kompresor yang tinggi, memiliki titik beku yang rendah, dan tidak menimbulkan efek negatif pada sifat refrigerant serta komponen AC yang dilewatinya.

4.    Kipas ( Fan atau Blower )
Pada komponen AC, Blower terletak di bagian indoor yang berfungsi menghembuskan udara dingin yang di hasilkan evaporator. Fan atau kipas terletak pada bagian outdoor yang berfungsi mendinginkan refrigeran pada kondensor serta untuk membantu pelepasan panas pada kondensor.

5.    Pengering (Dryer)
Pengering terdiri dari sebuah silinder yang berisi desikan tersebut dibungkus supaya mudah penggantianya, tetapi juga supaya serbuk desikan yang halus tidak keluar dari pengering dan ikut serta dalam aliran refrigran. Sebagai desikan sering di gunakan saringan molekuler atau sobabeat. Pengering juga sangat diperlukan menghilangkan uap air dari refrigran.

Gambar 11. Pengering (Dryer)

6.      Katup Ekspansi (Ekspansi Valve)
Katup ekspansi dipergunakan untuk mengekspansikan secara adiabatic cairan refrigran yang bertekanan dan temperatur tinggi sampai mencapai tingkat keadan tekanan dan temperatur rendah. Disamping mengatur pemasukan refrigran sesuai dengan beban pendingin yang harus dilayani oleh evaporator sehingga diperoleh efisiensi siklus refrigrasi yang maksimal.
Penggolongan jenis-jenis katup ekspansi :
1)      Katup ekspansi otomatis termostatik
2)      Katup ekspansi manual
3)      Katup ekspansi tekanan konstan

Gambar 12. Katup ekspansi otomatis termostatik

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat menambah wawasan di bidang Mechanical Engineering

Thanks
Ir. Najamudin, MT